Archive | July, 2011

MIM SUKSES MENGGELAR AKSI DAMAI KE MABES POLRI

15 Jul

Jurnall INDONESIA, JAKARTA— Lebih dari 30 ribu massa yang tergabung dalam ormas MIM (Masyarakat Indonesia Membangun) menggelar aksi damai. Mereka bergerak dari Lapangan Parkir Senayan menuju Mabes POLRI. Mereka sudah berdatangan sejak pukul 06.00 pagi, Kamis (14/7).

Para peserta aksi ini berkumpul dengan pakaian hitam-putih, membawa bendera merah putih, bendera MIM, serta sejumlah spanduk yang berisi tuntutan. Jumlah peserta aksi yang sangat besar ini berasal dari Jabodetabek. Mereka dikelompokkan sesuai wilayah masing-masing. Setelah koordinator aksi ini (Eko Priyanto, SE) bernegoisasi dengan Humas Mabes POLRI (Anton Bachrul Alam), akhirnya rombongan mulai bergerak menuju lokasi pada pukul 09.45 WIB.

Jurnal INDONESIA sempat mewawancarai keduanya. Ditegaskan oleh Eko, bahwa Syekh Al-Zaytun belakangan ini terus menerus difitnah, sehingga mengganggu aktivitasnya sebagai pendidik. “Kasihan para santri di sana, jadi terganggu belajarnya. Maka kami ke sini untuk menuntut keadilan dengan aksi damai ini. Kami persiapkan semuanya agar tertib, bahkan, kami bawa sendiri mobil toiletnya, yang di tempatkan di beberapa titik. Semoga aksi ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat, bagaimana seharusnya aksi massa itu”, ujar wali santri Al-Zaytun ini.

Adapun tuntutan yang mereka ungkapkan pada aksi damai itu yaitu menuntut keadilan bagi pimpinan pusat pendidikan terpadu Ma’had Al-Zaytun, Syekh Abdussalam Panji Gumilang & stafnya, Ustadz Abdul Halim, agar dibebakan dari tuduhan pemalsuan dokumen. Sebagaimana diketahui, keduanya selama ini terus didzolimi dengan fitnah yang dilontarkan oleh Imam Supriyanto, eks pengurus Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) yang keluar meninggalkan tanggung jawabnya. Belakangan diketahui bahwa aksi Supriyanto ini ternyata hanya bermotif keuntungan pribadi.

Sementara itu, Anton Bachrul Alam menyatakan apresiasinya terhadap aksi damai ini, karena walaupun dengan massa ribuan, namun tetap tertib. Mengenai tuntutannya, “tergantung hasil pertemuan di Mabes nanti”, pungkasnya.

Dalam keterangan tertulisnya, dinyatakan bahwa ormas MIM ini hadir di tengah masyarakat Indonesia, dengan visi ‘Indonesia Harus Kuat !’ serta mengusung platform ‘Masyarakat Indonesia Membangun’ : 1. Membangun untuk bersatu 2. Membangun untuk berdaulat 3. Membangun untuk adil & makmur 4. Membangun untuk memajukan kesejahteraan umum 5. Membangun untuk mencerdaskan kehidupan bangsa 6. Membangun untuk mewujudkan ketertiban dunia 7. Membangun untuk perdamaian abadi 8. Membangun untuk keadilan sosial 9. Membangun untuk mempertahankan kedaulatan rakyat.

Ternyata, apa yang mereka ungkapkan tersebut bukanlah isapan jempol belaka. Rombongan besar ini mampu membuktikannya, bahkan dimulai dari hal-hal kecil. Mereka berjalan rapi & tertib menyusuri trotoar, sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas. Tidak ada yang membuang sampah sembarangan, tidak ada teriak-teriak tak karuan, tak ada yang merokok, merekapun memberi jalan bagi pengendara yang keluar-masuk kantor.

‘Pasukan Putih’ ini terus bergerak long march. Untuk membangkitkan semangat, sepanjang jalan para peserta aksi menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, diantaranya lagu ‘Indonesia Raya’ & ‘Garuda Pancasila’ secara serempak, diiringi kibaran sang merah-putih. Seluruh peserta terlihat begitu bersemangat mengikuti aksi damai ini. Umumnya adalah anak-anak muda, pria & wanita. Namun ada juga yang membawa anak kecil. Bahkan, ada seorang peserta yang ikut aksi ini, meski harus didorong memakai kursi roda.

Memasuki halaman Mabes POLRI, rombongan disambut jepretan awak media yang sudah menunggu sejak pagi, plus ucapan selamat datang lewat pengeras suara. Tidak ada pengamanan berlebihan. Rupanya polisi sudah tahu bahwa aksi ini memang benar-benar damai. Peserta lalu memasuki lapangan Bhayangkara dengan tertib. Selanjutnya perwakilan aksi ini diterima di dalam kantor Mabes untuk bernegoisasi, diterima oleh Kabareskrim.

Sementara itu, di lapangan, peserta aksi mulai berorasi. Mereka mengungkapkan latar belakang aksi ini, yang mereka akui ‘terpaksa’ dilakukan. Dibacakan pula tuntutannya, seperti yang sudah ditulis di atas. Di akhir orasinya yang pertama ini, orator bertanya, “Apakah Panji Gumilang benar-benar tidak berguna..?!” di hadapan seluruh peserta, juga aparat kepolisian dan para wartawan dari berbagai media yang ada di lapangan itu.

Tatkala memasuki waktu dzuhur, seluruh peserta diajak sholat berjama’ah. Disinilah terlihat pemandangan yang luar biasa. Ribuan ‘pendemo’ berbaju putih terlihat khusyu’ menjalankan sholatnya dengan sangat kompak. Para jurnalispun tak menyia-nyiakan momen langka ini dengan mengabadikannya lewat camera mereka. Usai sholat berjama’ah, dilanjutkan dengan makan siang. Umumnya mereka membawa bekal masing-masing. Sampahnya dimasukkan ke kantong plastik lalu mereka bawa.

Setelah makan siang, orasi jilid dua pun digelar. Kali ini, di awali pembacaan Asma’ul Husna bersama-sama. Terlihat semua peserta sudah hafal dengan asma Alloh ini. Tak ayal, Asma’ul Husnapun menggema di lapangan ini.

Tak berapa lama kemudian, perwakilan aksi diiringi para petinggi Mabes POLRI kembali ke lapangan. Kemudian, Humas MIM Imam Prawoto, MBA naik ke panggung, memberikan kabar baik bahwa tuntutan mereka dipenuhi oleh Mabes POLRI. Seketika, seluruh peserta aksi bersorak mengucap syukur.

Setelah aksi damai ini ditutup do’a, akhirnya mereka membubarkan diri, kembali ke rumahnya masing-masing dengan tertib. Polisipun menyalami peserta di pintu keluar lapangan seraya berterima kasih telah berlaku tertib & damai.

(Adi AJR)